19 September 2009

Cicak Vs Buaya

Ini merupakan kutipan publish-post,
di halaman sy di salah satu social network ternama.

* * * * *



Cicak Vs Buaya, memperdebatkan Problem INTERNAL -- Hingga kini tak ada satupun yang care akan musibah gempa kemarin, beda banget waktu pas mau Pemilu.. Antar rival tape berebut nyari lahan agar dapat vote pada Pemilu. Sungguh ironis, independent country!! 

[*tape ; partai -- saat lembek dikunyah, kala keras dicampakan].


Hati memberontak, tatkala melihat sanak di peraduan menjerit. Bantu suarakan rintihan mereka saat mengadu pada bedeng penampungan. Walaupun jauh tak terjangkau, tapi rimba hidup harus dihadapi.

 

"Siap membela rakyat yang tertindas walaupun aral melintang tak kunjung redam harapan untuk perjuangin aspirasi kaum yang lemah".
[*ini adalah kutipan dari kawan sy].



Mereka terbiasa bersafari mengantongi hasil telor semut! Dengan menutup telinga, dan beradu jotos di dalam kubah ijo, tak memperdulikan semut. Semut merana, mereka berceloteh mencari dalil pembelaan dengan membelokan perkara lain. Begitukah cara kerja majikan bersafari? Ternyata tak lebih rendah daripada sandal di tapak kaki para semut.


"Semut-semut begitu menderita mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup tetapi para majikan sibuk memperkaya diri dengan hasil yang di dapat dari para semut yang berkerja keras".
[*ini adalah kutipan dari kawan sy]".

Saat satu bukti terkuak, majikan berkerumun menghadang. semut terpojok, kala itu terperangkap dalil hukum. Pembelaan apa yang semut miliki? Kembali semut terenyah, namun tak kuasa menahan goncangan dera titian dipundak. Dimana keberanian majikan menghadapi semut 'one by one', saat beradu 'tangan kosong'?

"Tetapi pada saat keadilan terkuak sekalipun majikan bersalah akan tetap memperoleh kebenaran hanya karena harta dan tahta semua akan gelap mata dan dapat menjadi benar karena uang adalah raja dari segalanya bagi mereka mengagungkan keberadaan uang dan kekuasaan.
Sang majikan tidak akan berani menghadapi semut 'one by one' karena seseorang penguasa menganggap dirinya tak pantas bersanding dengan semut."

[*ini adalah kutipan dari kawan sy]".

Lihat saja tragedi 'daun kipas' - peristiwa di dunia 'TigaKuat' - kasus hari '27 bulan 07', plus yang katanya 'misteri kematian pembela Hakiki Alam Miris', semua tidak terkuak! Dibiarkan terlena dengan waktu.. Seakan tak ambil pusing dengan pertikaian tersebut.

Majikan asik berebut menunjukkan telunjuk demi 'besi berlapis emas'.

Ketika kunjung akhir bulan, kembali mencari muka untuk menambah sangu. Dengan tetap tidak mengolah perkara diatas!... Dimana hidung majikan? Pinokio-pun malu melihat mereka bersafari. uch'..







* Kiranya ada pencerahan yang berlanjut.. 






- Juice Salak -

0 obladi oblada..:

Photobucket Photobucket home